Home > Education > Political Marketing > Kampanye Negatif yang Cerdas Perlu Digalakan

Kampanye Negatif yang Cerdas Perlu Digalakan

JAKARTA – Kampanye negatif yang cerdas perlu digalakan dalam pemilu presiden mendatang. Hal ini ditujukan untuk mengkritisi kinerja lawan politik dengan dukungan data yang kuat, namun tetap tidak masuk ke wilayah personal lawan serta menimbang kondisi psikologi massa.

Demikian disampaikan Direktur Reform Institute Yudi Latif kepada wartawan di J Lounge, Hotel Grand Melia, Jalan HR Rasuna Said, Jakarta, Senin (22/12/2008).

Menurut Yudi, kampanye negatif ini dilakukan agar kelainan dalam politik Indonesia dapat diperbaiki. Kelainan seperti tercermin dari hasil survei Reform Institute periode November hingga Desember lalu, yang menyatakan kepemimpinan SBY-JK gagal dalam bidang politik, ekonomi, kesejahteraan social, serta ketertiban dan keamanan.

Namun, mayoritas responden yang sama juga menyatakan masih menyukai pasangan pemimpin tersebut. Bahkan jika pemilu digelar pada saat survei dilakukan sebanyak 42,18 persen responden masih memilih Yudhoyono.

Meski mendorong kampanye negatif, Yudi mengaku hal ini tidak akan mudah dilakukan. “Tradisi berbeda pendapat di Indonesia belum lama berlangsung. Jadi, masih ewuh pakewuh dianggap tidak senonoh dan ada mitos tidak disukai publik,” katanya.

Kampanye jenis ini, kata Yudi, seringkali dianggap tidak menolong keadaan, malah justru memanfaatkannya demi kepentingan pribadi. Dia mencontohkan kritik keras Amien Rais atau kampanye Wiranto merupakan salah satu kampanye negatif yang didukung data.

Yudi mengatakan, praktik serupa sebenarnya sudah menjadi tradisi di beberapa negara. Dia mencontohkan dalam kampanye pemilu presiden Amerika Serikat beberapa waktu lalu, kandidat Partai Demokrat Barack Obama kerap kali mengkritisi kebijakan George W Bush. (ded)

Source : okezone.com

You may also like
Dari Prahara Sampai RIP Jokowi: Mengamati Strategi Sun Tzu dalam Kampanye Prabowo dan Jokowi
Ada Desain Jokowi Seolah Dizalimi & Teraniaya
Ada Skenario Untuk Mendegradasi Citra Anas
Politik Kepartaian Kita

1 Response

  1. kalau di indonesia rakyat kita sudah terbiasa dan sudah membudaya dengan mengkultuskan seseorang ,menurut hemat kami rakyat kita mudah dibodoh-bodohi apalagi dipura-pura-i umpamanya seseorang hanya tebar pesona saja masyarakat kita langsung mengidolakan orang tsb disamping itu juga kebanyakan pemilih kita berada di pedesaan yang belum terbiasa dengan hal-hal baru mereka udah terbiasa gaya lama para penguasa kita jadi untuk pemilu sekarang yang namanya kampanye negatif belum bermanfaat secara signifikan tapi kami pribadi mendukung kampanye nedatif selagi itu bertujuan positif

Leave a Reply