JAKARTA – Iklan politik menjelang pemilu ramai-ramai menghiasi berbagai media massa, baik cetak maupun elektronik. Seperti kemarin, iklan PDI Perjuangan dan Partai Demokrat menghiasi satu lembar berwarna di berbagai media nasional.
Kedua iklan tersebut terlihat saling serang dan klaim keberhasilan. Menurut pakar komunikasi politik Effendy Ghazali bahwa iklan saling serang itu diperlukan dalam dinamika politik menjelang pemilu.
Dia mengatakan, perbedaan iklan politik pada 2004 dan 2009 sangat mendasar. “Pada 2004, iklan pemilu fokus pada pencitraan. Sedangkan tahun 2009 ini, semua memaparkan substansi dan rekam jejaknya,” kata Effendy saat dihubungi okezone, Jumat (30/1/2009).
Koordinator program Magister Komunikasi Politik UI ini menjelaskan, dalam iklan politik yang saling serang dan memaparkan fakta merupakan kewajiban. “Dalam arti harus ada klarifikasi fakta,” kata Effendy.
Apakah iklan saling serang akan memperkeruh situasi menjelang Pemilu 2009? Menurutnya, bisa saja. Hanya, tambah Effendy, masyarakat harus mulai dibiasakan terhadap iklan yang saling menyerang.
“Masyarakat harus dibiasakan dengan iklan saling serang seperti ini. Namun, harus bertarung dengan substansi dan rekam jejak, atau track record-nya. Ini sudah sangat wajib. Jadi tidak hanya pencintraan saja,” pungkas Effendy.(nov)
(uky)
Source : okezone.com
It’s ok to have a comment.