BANDA ACEH – Sejumlah calon anggota legislatif dari partai Golkar Aceh menyatakan pihaknya lebih memilih cara dialog untuk menarik calon pemilih. Sistem kampanye dialogis di ruang tertutup, rumah-rumah keluarga, warung bakso, kedai kopi, dan lainnya dinilai lebih efektif meraup suara ketimbang kampanye di lapangan terbuka.
Pernyataan tersebut disampaikan Ketua Pemenang Pemilu Partai Golkar Aceh, Drs H Sulaiman Abda kepada Serambi, Kamis (26/3), terkait minimnya aksi panggung para kader Golkar di beberapa daerah. “Kampanye dialogis dan silaturrahmi dengan pemilih serta melakukan sosialisasi tata cara pencontrengan kertas suara yang benar kepada pemilih. Hasil lebih jelas ketimbang melakukan kampanye terbuka, uang habis, hasilnya tidak dapat diprediksi,” ujar Sulaiman Abda kepada Serambi, Kamis (26/3) di Banda Aceh.
Sulaiman yang juga tercatat sebagai caleg Golkar untuk DPRA mengatakan, untuk Kota Banda Aceh, dan Aceh Besar, sampai kemarin pihaknya belum membuat jadwal untuk melaksanakan kampanye terbuka di tanah lapang. Sejauh ini, kata Sulaiman, para caleg Golkar di dua daerah dimaksud dan daerah lainnya, lebih mengutamakan kegiatan kampanye dialogis, sekaligus agar bisa langsung mengetahui aspirasi masyarakat.
Ia menambahkan, kampanye dialogis dan silaturrahmi dengan cara melakukan sosialisasi tata cara pencontrengan kertas suara yang benar, punya dampak luas. Antara lain, bisa membantu KIP dalam menekan jumlah kerusakan surat suara pada Pemilu 9 April 2009, oleh pemilih pemula dan tradisionil. Pasalnya, bagi mereka memilih anggota caleg dengan cara mencontreng merupakan hal baru, sehingga jika caleg tidak intensif melakukan sosialisasi pencontrengan yang benar, maka dukungan pemilihnya pada pemilu nanti bisa berkurang.
Dalam acara sosialisasi tata cara pencontrengan yang benar pada kertas suara yang dijadikan alat peraga, kata Sulaiman, caleg bisa lebih dekat dengan calon pemilihnya. Di sana bisa terjadi interaksi dan komunikasi dua arah yang positif dan saling menguntungkan antara calon pemilih dengan caleg yang akan dipilih. Caleg bisa lebih meyakinkan calon pemilihnya, sebaliknya calon pemilih bisa mengenal caleg yang akan dipilihnya apakah bisa menjadi wakil masyarakat setelah terpilih menjadi anggota legislatif.
Hal seperti inilah yang dilakukan Sulaiman Abda pada, Rabu (25/3), di Kantor Golkar Provinsi, ia melakukan dialogis dengan 100 orang mahasiswa. Pada hari Kamis kemarin, ia melakukan kampanye serupa ke 10 desa di Aceh Besar, dengan metode yang sama yakni dialogis. “Yang perlu kita jaga, dalam kampanye dialog, harus bisa memberikan jawaban yang rasional, bukan janji, setiap menjawab pertanyaan yang muncul dalam kampanye dialog,” ujar Sulaiman Abda yang didampingi Ansari Muhammad dan Muhibuddin, caleg Golkar untuk DPRK Aceh Besar.(her)
Source : Serambi Online, 27 Maret 2009