Home > Education > Political Marketing > Golkar Tetap Optimis, PDI P Yakin Menang

Golkar Tetap Optimis, PDI P Yakin Menang

JAKARTA, RABU – Kemenangan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atas Partai Golongan Karya di Bali dan Maluku dalam perhitungan cepat versi Lembaga Survei Indonesia dan Lingkaran Survei Indonesia menuai pendapat bernada optimis dari kedua belah pihak. PDI P dan Partai Golkar yang merupakan ‘dedengkot’ Pemilu Legislatif 2004 merasa optimis bakal memenangkan Pemilu Legislatif yang digelar pada 9 April 2009 mendatang.

Ketua Bidang Pemberdayaan Perempuan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Puan Maharani yang ditemui usai mengikuti pengambilan nomor jadi di Komisi Pemilihan Umum (KPU), Jakarta, Rabu (9/7) mengemukakan, kemenangan PDIP di Bali dan Maluku menunjukkan mesin partai siap menerbangkan kader-kader terbaik berlambang banteng bermoncong masuk legislatif 2009.

“Ini menandakan mesin partai politik sudah bekerja dan Insya Allah kami akan merebut kembali suara-suara kami yang hilang 2004 kemarin,” pungkasnya.

Menurut Puan, kepercayaan kembali rakyat Indonesia kepada PDI Perjuangan akan terus dikawal hingga proses pemilihan Presiden dan Wakil Presiden digelar. “Jadi kita optimis pada 2009 mendatang,” paparnya.

Berdasarkan perhitungan cepat yang dilakukan Lembaga Survei Indonesia dan Lingkaran Survei Indonesia, Rabu (9/7), pasangan Made Mangku Pastika-AAN Puspayoga meraih suara terbanyak. Pastika-Puspayoga mengungguli calon yang diusung Partai Golkar, Cok Gde Budi Suryawan-I Nyoman Gde Suweta.

Menurut perhitungan cepat Lembaga Survei Indonesia, pasangan Pastika-Puspayoga mendapat 55,47 persen, sedangkan Cok Gde Budi Suryawan-I Nyoman Gde Suweta 26,58 persen. Hitung cepat yang dilakukan LSI mencatat pasangan Pastika-Puspayoga unggul dengan 56,84 persen, mengungguli Cok Gde Budi Suryawan-I Nyoman Gde Suweta dengan 25,34 persen.

Sementara itu, di Maluku, pasangan yang dicalonkan PDIP, Karel Albert Ralahalu- Said Assegaff (Rasa), untuk sementara unggul pada hampir semua TPS di Maluku. Perolehan suara mereka mengungguli suara pasangan yang diusung Golkar, Mohammad Abdullah Latuconsina- Eduard Frans (Madu).

Kemenangan PDI P ini membuat suram rapor Partai Golongan Karya (Golkar). Pasalnya, sebelumnya secara berturut-turut Partai Golkar kalah dalam Pilgub Sulawesi Selatan, Jawa Barat, Jawa Tengah dan kemudian Nusa Tenggara Barat.

Menanggapi kekalahan beruntun ini, Ketua Bidang Organisasi, Kader, dan Keanggotaan (OKK) DPP Golkar, Syamsul Muarif menegaskan, Partai Golongan Karya tak menganggap itu menjadi hal yang merisaukan. Pasalnya, dalam perhitungan matematis Partai Golkar ternyata dalam Pilkada, Partai berlambang pohon beringin ini meraup kemenangan hampir 42 persen dari ajang Pilkada.

“Jangan salah, pada tingkatan kabupaten/kota kita mendapatkan 45 persen kemenangan. Kalau ditotal kabupaten/kota dan propinsi itu 42 persen. Jadi sebetulnya buat Golkar tidak terlalu merisaukan,” ujarnya.

Syamsul mengatakan, Partai Golkar justru akan mempersiapkan diri dalam Pemilu 2009 ke depan. “Untuk Pemilu legislatif dengan nomor 23, kita akan mempersiapkan yang terbaik, bahkan beberapa daerah pemilihan kabupaten/kota itu tidak akan memakai 30 persen, bebaskan saja siapa yang terbanyak itu yang duduk. Dan ini dipertimbangkan oleh DPP,” sergahnya.

Tuding Akbar Biang Kekalahan
Lebih lanjut Syamsul Muarif menjelaskan, dalam analisa Partai Golongan Karya kekalahan calon-calon Golkar dalam Pilkada merupakan imbas dari cara Golkar mempraktekan pola konvensi yang dikembangkan mantan Ketua Umum DPP Partai Golkar Akbar Tandjung.

“Kalau ditanya apa faktornya, faktornya adalah karena Golkar memakai sistem yang disebut dengan konvensi,  ditambah Golkar pada zaman Bang Akbar memerintahkan dan membuat guidance kepada Ketua-Ketua DPD dimana Golkar menang maka disitu yang berhak maju menjadi calon adalah Ketua Golkarnya,” tandasnya seraya menyatakan, kemenangan Golkar di beberapa daerah justru ada ketika pihaknya melakukan survey.

“Rata-rata Golkar menang di beberapa propinsi karena tertolong ketika ada survey. Ketika ada survey di Jambi kita tidak memaksa Ketua Golkar sehingga Golkar bisa menang. Begitu juga di Kepulauan Riau tidak memaksa Ketua Golkar, bahkan mencalonkan dari kelompok independen. Tapi di tempat-tempat lain banyak Ketua Golkar yang menset up dirinya untuk menjadi calon gubernur dan mempersiapkan waktu yang sangat panjang,” urainya.

Memperbaiki keadaan ini, Syamsul menegaskan, pihaknya bakal membuat perubahan besar dalam konsep mencari bibit handal yang memikat pemilih di Indonesia. Partai Golkar akan menerapkan uji kepatutan dan kelayakan dalam menyaring jago-jago di Pilkada mendatang.

“DPP mempertimbangkan untuk tidak lagi memakai itu, tapi memakai fit and proper test. Artinya siapa yang mau mendaftar dibuka secara umum, kemudian diuji kepatutan dan kelayakan dan setelah itu baru dilakukan survey,” katanya.
Ade Mayasanto
Sumber : Persda Network

Tulisan ini dikutip dari kompas.com

You may also like
Pastika Siap Realisasikan Janji-Janji Politiknya
PDI-P Kuasai Bali-Maluku: Pastika Akan Pimpin Bali, Albert Ralahalu Pimpin Maluku
PDIP Unggul di Bali Karena Soekarno Setengah Dewa
Bale Agung di Hiruk Pikuk Pesta Demokrasi

1 Response

Leave a Reply