Banda Aceh – Kemenangan suatu partai politik diyakini merupakan hasil kerja pemasaran politik yang dilakukan para kader. Termasuk segmentasi pasar yang hendak disasar sebagai pemilih. Partai Aceh (PA) termasuk salah satu yang berhasil menerapkan segmentasi pasar ala Coca Cola, artinya dapat ”dinikmati” oleh semua usia.
Kandidat Doktor Marketing Politic dari Universitas Sains Malaysia, Fakhrurrazi Amir, M.M menyampaikan hal tersebut kepada The Globe Journal, di Banda Aceh, Minggu (12/4). “PA tidak menerapkan segmentasi khusus seperti kaum muda atau pelajar misalnya sehingga bisa meraup suara dari semua tingkatan umur,”jelasnya. Teori pemasaran seperti ini diterapkan oleh merek minuman terkenal Coca Cola sehingga menguasai dunia. ”Coca Cola dapat diminum baik oleh anak-anak, remaja, dan orang dewasa,”katanya.
Faktor lain yang menjadi penentu kemenangan PA antara lain symbol-simbol yang digunakan dalam alat kampanye yang begitu dekat dengan masyarakat. “Hampir 100% caleg PA memakai baju Aceh dalam posternya ataupun simbol-simbol ke Acehan lainnya sehingga masyarakat merasa dekat dengan mereka,”tambah Fakhrurrazi yang juga dosen di Universitas Syiah Kuala.
Simbol bendera PA berwarna merah hampir serupa dengan beberapa partai lain tetapi mempunyai arti tersendiri.”PA bisa mendifrensiasi (membedakan-red) arti symbol pada bendera mereka dengan bendera partai lain sehingga masyarakat tidak salah memilih,”ujarnya.
Namun yang tidak terbantahkan adalah euforia terhadap kehadiran PA yang masih kental dalam masyarakat. Masyarakat sangat berharap banyak pada PA yang merupakan transformasi dari gerakan perjuangan bersenjata menjadi gerakan politik. “Kemenangan PA ini harus dibuktikan kembali dalam 5 tahun ke depan, kalau sukses akan terpilih kembali,”ujarnya. Banyak caleg PA belum berpengalaman dalam berpolitik di parlemen sehingga butuh belajar lagi.
Pengurus PA mengklaim kemenangan sekitar 70% suara di Aceh. Masyarakat pedesaan dan nelayan diperkirakan merupakan pemilih terbesar yang sangat tertarik pada keberadaan partai ini. [M.Nizar Abdurrani ]