JAKARTA – Anggota Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) Latifa Iskandar menilai saat ini para partai politik masih cenderung memarjinalkan kaum perempuan.
Menurutnya, perekrutan kaum perempuan menjadi caleg di dalam pemilu, hanya untuk memenuhi persyaratan di dalam aturan Pemilu 2009. Hal ini disampaikannya di ruang wartawan di gedung DPR, Selasa (16/12/2008).
Selain itu, Latifa juga mendorong kaum perempuan agar segera tampil sebagai pemimpin di berbagai bidang, baik di jajaran eksekutif, legislatif, dan yudikatif. “Ini harus dimulai dari parlemen,” katanya.
Hal senada juga dikatakan oleh anggota Fraksi PAN lainnya, Andi Yuliani Paris. Dikatakan, saat ini perempuan merupakan sumber daya pembangunan yang cukup besar. Jika ditinjau secara demografis, mayoritas penduduk Indonesia adalah perempuan.
“Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukan bahwa penduduk perempuan sebesar 50,3 persen dari total penduduk Indonesia 241.973.879 jiwa,” paparnya.
Namun demikian, Andi mengakui pemberdayaan dan kualitas perempuan masih tertinggal dari laki-laki, termasuk dalam keterwakilan perempuan di politik. Sedangkan perempuan memiliki nilai, kepentingan, kebutuhan, dan aspirasi berbeda dari laki-laki.
“Berdasarkan hasil pemilu 2004, keterwakilan politik perempuan di parlemen masih rendah,” ungkapnya.
Oleh karena itu, Andi selaku Ketua Presidium Kaukus Perempuan Parlemen Republik Indonesia (KPP RI), mengimbau berbagai elemen bangsa yang peduli dengan perjuangan kaum perempuan untuk berkomitmen penuh memperkuat jaringan dan saling bersinergi dalam upaya meningkatkan kualitas perempuan Indonesia, khususnya di ranah politik.
“Kami tentunya berharap pada pemilu 2009 persentase kuota perempuan termasuk dalam kabupaten/Kota meningkat,” harapnya.
Source : okezone.com