Semarang, Kompas – Hasil pemilihan kepala daerah atau pilkada, terutama yang berlangsung di Pulau Jawa, dapat menjadi cermin dari persaingan politik pada Pemilu 2009. Partai politik peserta pemilu harus mencermati hasil pilkada itu.
Demikian disampaikan pengamat politik dari Universitas Diponegoro, Semarang, Warsito, dan dosen Ilmu Pemerintahan dari Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa, Yogyakarta, Widyo Hari M, secara terpisah di Semarang, Minggu (22/6).
Peringatan itu disampaikan terkait dengan hasil Pilkada Jawa Tengah, Minggu, yang sesuai hasil penghitungan sementara Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jateng menempatkan pasangan Bibit Waluyo-Rustriningsih, yang diajukan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), sebagai peraih suara terbanyak.
Hingga pukul 21.10 semalam, dari penghitungan sementara KPU Jateng, Bibit-Rustriningsih meraih 786.705 suara, diikuti pasangan Bambang Sadono-M Adnan dari Partai Golkar yang meraih 416.296 suara, Sukawi Sutarip-Sudharto dari Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang meraih 306.439 suara, M Tamzil-Rozaq Rais dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Amanat Nasional (PAN) yang meraih 217.346 suara, serta Agus Soeyitno-Kholiq Arif dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang meraih 108.808 suara.
Hasil hitung cepat yang dilakukan Lingkaran Survei Indonesia-Jaringan Isu Publik, Lembaga Survei Indonesia, Lembaga Survei Nasional, serta Pusat Kajian dan Pembangunan Strategis pun menempatkan pasangan Bibit-Rustriningsih sebagai peraih suara terbanyak, dengan meraih 39,13-44,42 persen suara pemilih.
Gubernur Jateng Ali Mufiz pun mengaku bersyukur, mengacu pada hasil hitung cepat berbagai lembaga, Pilkada Jateng berlangsung satu putaran, sehingga bisa menghemat dana. Selain itu, partisipasi masyarakat dalam menggunakan hak pilih juga tetap tinggi. ”Saya perkirakan 60-75 persen pemilih menggunakan hak pilihnya,” katanya.
Golkar harus waspada
Widyo dan Warsito sepakat, hasil pilkada di Jawa bisa menjadi cermin bagi persaingan dalam Pemilu 2009. Setelah Pilkada Jawa Barat dimenangi pasangan Ahmad Heriyawan-Dede Yusuf dari koalisi PKS-PAN, pasangan Bibit-Rustriningsih sementara unggul di Jateng, tinggal menunggu hasil Pilkada Jawa Timur.
Menurut Widyo, Partai Golkar, sebagai pemenang Pemilu 2004, harus waspada karena belum ada calonnya yang tanpa koalisi unggul dalam pilkada di Jawa. ”Saya percaya mesin politik Partai Golkar masih jalan. Masih ada waktu ke Pemilu 2009,” katanya.
Warsito menambahkan, kekalahan sementara Bambang-Adnan di Jateng karena mesin politik Partai Golkar tidak solid. Sebaliknya, mesin politik PDI-P berjalan efektif. ”Jawa Tengah masih potensial bagi PDI-P,” katanya.
Dari Magelang, Bibit menilai kemenangannya sementara ini merupakan kemenangan rakyat. Ia juga meminta dukungan dari calon lainnya jika nantinya KPU memutuskan ia yang menang dalam Pilkada Jateng.
Di Semarang, Bambang mengucapkan selamat kepada pasangan Bibit-Rustriningsih. Meskipun KPU Jateng belum selesai menghitung suara, selama ini metode hitung cepat tak pernah meleset sehingga bisa menjadi acuan. (A05/A03/WHO/SON/MDN/TRA)
Tulisan ini dikutip dari kompas.com