INILAH.COM, Jakarta – Protes PKS atas agresi Israel ke Palestina dinilai sebagai langkah cerdik dalam mengelola isu global jadi kekuatan partai. Namun kepedulian dan solidaritas partai Islam itu terhadap nasib bangsa Palestina tak boleh hanya berhenti pada aksi protes semata.
Tak seperti partai-partai Islam lainnya yang seakan tidur dan tak peka serta berada dalam ketidakpastian masa depan, PKS menggelar aksi demonstrasi besar-besaran menolak aksi militer Israel di Palestina siang ini.
Aksi yang ditargetkan diikuti 200 ribu orang ini dipusatkan di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta.
“Kepada seluruh kader dan simpatisan PKS serta seluruh masyarakat Indonesia yang dirahmati Allah SWT, marilah kita satukan hati dan langkah untuk membantu meringankan beban penderitaan saudara kita di bumi Palestina,” ujar Presiden PKS Tifatul Sembiring, dalam seruannya.
Selain aksi demonstrasi, Tifatul juga menyerukan umat Islam menyisihkan uang satu dolar Amerika Serikat per orang untuk disumbangkan pada warga Palestina di Jalur Gaza.
Politisi PKS, kata Zulkiflimansyah PhD, mampu membangun komunikasi dengan Hamas agar tetap menempuh jalan demokrasi dalam kepolitikan Palestina. “Mungkin hanya PKS yang memiliki jalinan komunikasi dengan Hamas, dan kami mendorong Hamas tetap di jalur demokrasi dalam kancah politik domestik Palestina,” kata Zulkiflimansyah.
Hamas telah minta warga Palestina di Tepi Barat yang diduduki dan di Jerusalem Timur yang dicaplok Israel untuk menandai Hari Jumat (2/1) sebagai ‘hari kemarahan’. Yakni, dengan berdemonstrasi terhadap agresi Israel di Jalur Gaza.
Gerakan Islam itu menyerukan bahwa demonstrasi besar-besaran akan terus digelar sejak Jumat. Mulai dari kompleks Masjid Al-Aqsa di Jerusalem dan dari semua masjid di Tepi Barat.
“Jadikan Jumat sebagai hari solidaritas dan hari kemarahan terhadap pendudukan Zionis dan penghuninya,” demikian keterangan Hamas, yang memerintah di Gaza sejak mengusir pasukan setia kepada Presiden Palestina Mahmud Abbas Juni tahun lalu.
Menyikapi hal ini, PKS harus menyerukan bahwa rakyat Palestina membutuhkan hukum internasional yang terbaru untuk menekan pihak Israel. Hukum tersebut harus berbeda dari hukum-hukum internasional sebelum ini yang tidak efektif dan koersif terhadap Israel.
PKS tak cukup hanya berdemo dan mengambil momen politiknya untuk kepentingan politik sesaat belaka. Menurut Mohamad Guntur Romli, seorang inteligensia Muslim, tentu saja hukum internasional ini belum tentu langsung berhasil, tetapi kalau tidak dilakukan, itu hanya akan terus memperkuat apatisme.
Kegagalan sebelum ini tak bisa dijadikan alasan untuk terus apatis, tetapi menjadi pelajaran agar tidak kembali gagal. Untuk itu, PKS seharusnya membentuk tim hukum internasional untuk menyerukan dan merealisasikan aturan baru guna melindungi warga Palestina.
Hal itu bisa dijalankan jika kapitalisasi politik PKS benar-benar dimaksudkan untuk kemaslahatan ummat manusia, bukan sekadar mengeksploitasi ‘politik sesaat’ di Palestina untuk memperkuat amunisi domestiknya dalam Pemilu 2009. [E1]
Source : inilah.com