BANDA ACEH – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Pusat diharapkan mempertimbangkan penempelan gambar/foto calon anggota legislatif (Caleg) pada kertas suara Pemilu 2009 guna memudahkan calo pemilih dalam menentukan pilihannya.
“Dalam sistem multi partai ini, tanpa penempelan gambar/foto caleg dikhawatirkan akan menyulitkan pemilih untuk menentukan pilihannya terhadap figur yang tepat, terutama bagi masyarakat pedesaan dengan tingkat pendidikan rata-rata relatif rendah,” kata Ketua DPD PDI P NAD H Karimun Usman di Banda Aceh, Senin (13/10).
Pernyataan itu disampaikan setelah melihat Simulasi Pemungutan dan Perhitungan suara Pemilu 2009 yang difasilitasi Kemitraan Patnership di Banda Aceh diperoleh kesimpulan rata-rata pemilih kesulitan menentukan pilihannya karena desain kertas suara juga belum memberikan ruang nama caleg yang lebih luas.
“Banyak masyarakat calon pemilih mempertanyakan, mengapa calon anggota DPD tertempel gambar/foto, sementara calon anggota legislatif tidak,” katanya mengutip pernyataan masyarakat yang hadir pada Simulasi Pemungutan dan Perhitungan Suara Pemilu 2009 di desa Lambung, kota Banda Aceh.
Selain itu, Karimun Usman juga mempertanyakan atas pencantuman gelar akademik terhadap para caleg pada kertas suara dinilai kurang tepat, sehingga pada kartas suara aslinya yang digunakan pada Pemilu April 2009 mendatang nanti diharapkan sudah dihapus.
Ketua DPD PAN NAD H Azwar Abubakar mengharapkan hasil simulasi tersebut dievaluasi kembali dan berbagai bentuk kelemahan, termasuk ruang untuk masing-masing caleg harus lebih luas agar para pemilih dapat menjatuhkan pemilihannya sesuai dengan hati nuraninya masing-masing.
Dengan kertas suara seperti saat simulasi ini, masyarakat pemilih di perkotaan yang tingkat pendidikannya lebih baik mengalami kesulitan, apalagi bagi mereka di pedesaan terpencil dengan rata-rata masih buta huruf cukup sulit dalam menentukan pilihannya.
“Saya berharap KPU mempertimbangkan berbagai kendala yang dihadapi calon pemilih dalam pemilu mendatang,” katanya.
Bagi mereka yang berpendidikan rendah serta buta huruf akan sangat sulit menjatuhkan pilihan kepada figur yang diinginkan, ibarat orang desa masuk restoran, ketika disodorkan menu makanan dan minuman kebingungan, akhirnya mereka meminta makanan atau minuman yang mudah diingat saja, seperti nasi goreng atau kopi hitam, katanya.
Sebagian pengurus parpol di Aceh juga memprotes atas pencantuman semua gambar partai politik peserta Pemilu 2009 secara transparan sehingga menimbulkan kesan kurang baik, berbeda dengan pemilu-pemilu sebelumnya gambar parpol dilambangkan seperti jagung, mangga atau padi.
(fjr/ann)
Source : Harian Waspada, 13 Oktober 2008