PADA putaran kedua Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Kaltim 2008, partai politik tak akan terlalu memegang peranan. Partai politik berperanan hanya pada awal-awal proses pemilihan kandidat karena partai politik hanya digunakan sebagai kendaraan politik untuk maju sebagai calon. Pengaruh paling spesifik pada putaran kedua adalah figur calon gubernur.
Faktor figur memiliki peranan utama menjelang putaran kedua karena kondisi psikologis nasional. Hampir seluruh masyarakat memilih calon berdasarkan popularitas. Ini yang menjadi landasan figur calon gubernur dipilih. Masyarakat tak akan tahu tokoh yang dipilihnya seperti apa dan bagaimana kinerjanya, kalau tokohnya sendiri tak dekat dan sosoknya tak diketahui.
Partai politik juga tak akan mempengaruhi perolehan suara jika mengerahkan untuk memilih salah satu pasangan calon. Pasalnya, pilihan terhadap calon didasarkan cocok atau tidaknya calon tersebut dengan aspirasi masing-masing anggota parpol. Untuk memilih calon tak ada kaitannya dengan lembaga atau dorongan dari partai politik, namun sangat terkait dengan kecocokan dengan calon yang akan dipilih. Sehingga meskipun diarahkan oleh pemimpin parpol, suara terbanyak tak akan bisa diraih. Karena siapa yang bisa tahu hati seseorang untuk memilih siapa. Meskipun mengatakan setuju secara kepartaian, toh mereka memilih secara pribadi di bilik pemilihan.
Namun yang patut diperhatikan dalam putaran kedua ini adalah semakin memanasnya konstelasi politik. Masing-masing pasangan calon yang ikut putaran kedua tentu sangat ingin memenangkan Pilgub. Makanya, berbagai strategi akan dikeluarkan untuk bisa meraih suara masyarakat. Kegiatan-kegiatan politik akan menghangat seiring dengan strategi politik yang masing-masing pasangan calon keluarkan. Putaran kedua ini strategi politik sangat berpengaruh. Untuk menang tentu program yang membumi dan dibutuhkan masyarakat akan menjadi salah satu pilihan masyarakat. Bukan program yang mengawang- awang.
Mengenai golongan putih atau golput dapat dipastikan akan bisa bertambah. Ini kalau melihat pasangan calon yang ikut pada putaran kedua. Kalau pasangan calon tetap tak bisa memenuhi aspirasi para pemilih maka pilihan pemilih tak lain adalah golput. Makanya, kita berharap figur yang ikut putaran kedua ini tidak semakin membuat masyarakat jenuh dengan program yang dipaparkannya. (lia)
Tulisan ini dikutip dari Tribun Kaltim, 3 Juni 2008
masyarakat ga akan jenuh dgn penyampaian program2. tapi masyarakat lebih akan simpatik bila ada suatu kontrak politik atau kontrak “hadiah” yang dirasakan secara langsung dgn dirinya (indiviu). bebisik aja….gak perlu gembar gembor gt..hehehehe,
trus gmana donk dgn eksistensi partai besar?
oiya aku bingung ni mau buat judul skripsi, aku pengen angkat masalah pilkada kaltim
add ym’ku ya syp tau kita bisa diskusi
bebetrix@ymail.com